BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

6.29.2010

Menyapa pada nafas yang terpenggal...


Enggan rasanya menutup hari ini.. Enggan rasanya membuka mataku di hari yang berbeda saat sadarku menamparkan kenyataan bahwa semua tak lagi begini...
Deras darah ini mengalir mempertahankan egoku.. Menggerogoti serpihan detik kekuatan senyumku hingga kini pecah sama sekali... Bila tanya hati..aku masih disini, sumpah aku masih ingin kokoh beridiri..
namun cintaa... ini kah yang mereka bilang "jatuh" aku padamu ?
Inikah mengapa mereka bilang perasaan ini berjudul 'jatuh' ? Inikah alasan kenapa ada kata 'jatuh' di depan sakralnya deretan lima huruf merah yang terlalu dini aku mengerti ?

Oh hidup... harus kah jalan itu berujung pada dentuman tempurung lututku yang kini rapuh - keropak setengah koyak - kupaksa berlari saat akupun sadar kaki ini bahkan tak lagi mampu berdiri?
Ini kah konsekuensi dari mengedepankan logikaku yang getir dalam rongga kepala yang satir?

Tapi semua ini berjalan terlalu skematis.. Sakit yang kupilih terlalu nanar tergambar dalam kepalaku, terlalu 'merobek' untuk kusampaikan pada sang hati...
Namun jantung ini meronta untuk paksa aku menghentikannya... Ini kah beratnya 'memendam' ??
Inikah beratnya mengerti hadirmu ??
Haruskah dentingan detik ini terukir dengan caranya yang begitu perih ??


April itu jadi matahari terhangat saat aku sadar datangnya 'kamu'.. untuk yang entah kesekian hatinya -lagi- memugarkan luka kering di cercah bayangan hitam dalam kosongnya tatapan mataku - cerah! warna suara itu - warna hangat... warna saat aku terlelap dalam nyenyak yang tak pernah aku temukan dimanapun lagi..
tak pernah ada... tak pernah ada yang mengerti.. cara meminta hati menyambut arah datangnya 'aku'... sebelum kamu.... seindah cara-mu... sesederhana itu...
sejak saat aku bahkan belum mengenal apa yang mereka bilang tentang ini.. tentang semua kelam jejak langkahmu.. Hatiku tak ingin dengar! apapun dibelakangku! yang ku mengerti cuma satu.. tangan itu yang  menuntunku pulang.. dengan pijakan-pijakan jingga yang begitu menyenangkan... pijakan-pijakan yang sebelumnya tak pernah ingin aku daki bersama siapapun di dalam bayangan kepala kecilku.. menuju 'rumah' dimana aku bisa tersenyum menggenggam pintu pagarku... dan tak ingin masuk saat bukan suaranya yang lambaikan senyumku..

Malam ini pecah.. kepalaku berputar terlalu cepat dan tak beraturan - aku pusing dan terombang-ambing.. gagal dalam kepingan lukisan patah yang belum sempat aku selesaikan.. terkulai aku diam saat mataku terbuka dan sadar lenganku hilang...
aku... tak bisa selesaikan lukisanku sekarang... aku hancur akan keadaan yang aku mengerti ini jauh diluar kemampuan datar tabungan sabarku..


namun bait yang kau tinggalkan, sepersekian detik sebelum mataku tertutup, meyakinkan aku suatu saat nanti...  "akulah lukisan yang harus kamu selesaikan..."
'dengan' - atau 'tanpa' kesempatan dimana waktu tersenyum kearah dua pasang mata yang menatap pada satu titik pandang.. dimana lukisan kita terpajang. :')


untuk diaa yang disetiap handphone mungil berwarna putih-hijau itu berdering... hatiku memohon layarnya hanya memunculkan dua patah kata [yang saat itu kuketik dengan hatiku..] tentang-nya:  "Heart Beat".


#29 Juni terberat dalam ayunan langkah kaki kecilku yang kini... sendiri.

0 komentar: